Selasa, 04 November 2008

Foto Kegiatan Penjangkauan Peer Educator






















Dalam setiap penjangkauan kami banyak menemukan sesuatu yang baru yang pernah kami temukan di tiap-tiap pertemuan, setiap penjangkauan banyak hal-hal baru yang kami (PE) selalu menemui banyak pelajaran dan pengalaman yang baru yang menambah wacana kami tentang informasi HIV and AIDS.
Dengan angka perkembangan HIV and AIDS yang begitu signifikan di wilayah pasuruan ternyata masih banyak masyrakat yang belum tahu dan bahkan tidak pernah tahu tentang informasi bahaya HIV dan penularannya, rata-rata audien yang kami temui sering bingung antara HIV dan PMS, ini berarti bahwa sebagian besar masyarakat pasuruan terutamanya kaum muda yang sangat memiliki resiko tinggi terhadap HIV ini sangat dan bahkan banyak yang tidak tahu.
Pasca dari penjangkauan pada tiap-tiap wilayah kami melihat respon yang sangat tinggi akan pentingnya penyadaran HIV pada kaum muda. respon baik ini tidak hanya datang dari para sebaya yang kami beri informasi, tapi respon yang baik juga kami lihat pada orang tua, Tomas dan toga yang mengatakan bahwa sangat perlu bagi kaum muda kita di bentengi dengan informasi yang bisa memproteksi dirinya baik dari dalam (Iman) dan luar(informasi/Pengetahuan tentang bahaya dan penularan HIV tersebut.

ODHA Naik 30 Persen

Tingginya angka kematian orang dengan HIV/AIDS (ODHA) menggerakkan pemerintah untuk menyusun langkah lebih baik. Tahun ini, data terakhir dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Sidoarjo menunjukkan, penderita ODHA meningkat sekitar 30 persen.

Win Hendrarso selaku ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Sidoarjo mengatakan, meningkatnya ODHA di Sidoarjo membangkitkan pemerintah untuk terus bergerak memperjuangkan hak mereka. ''ODHA perlu perlindungan dari berbagai pihak," ujarnya.

Win menjelaskan, fenomena di Sidoarjo, banyak ODHA yang dijauhkan dari lingkungannya akibat penyakit yang mereka derita. ''Butuh waktu untuk memberikan pengertian kepada masyarakat," tambah Win.

Dia menegaskan, ODHA itu bukan semata-mata disebabkan sering berganti-ganti pasangan. Penyakit itu bisa karena keturunan dan pengguna narkoba. ''Yang perlu kita jauhi adalah penyakitnya, bukan orangnya," tandasnya.

Win berjanji akan terus memberikan pengertian dan sosialisasi kepada masyarakat agar tidak menjauhi ODHA. Sosialisasi itu akan dilakukan secara terbuka kepada masyarakat, dari pelajar hingga masyarakat umum

Senin, 03 November 2008

Persediaan Obat ARV Kritis

Ketersediaan obat antiretroviral di sejumlah daerah di Tanah Air makin kritis. Jika masalah ini tidak segera diatasi, banyak orang dengan HIV/AIDS atau ODHA terancam putus berobat. Padahal, obat itu harus terus dikonsumsi para pasien yang terinfeksi HIV untuk memperkuat daya tahan.

Ada dua persoalan dalam hal kelangkaan tersebut. Di sejumlah daerah ARV langka akibat keterlambatan distribusi dari Departemen Kesehatan, tetapi secara umum kelangkaan juga disebabkan terbatasnya dana pengadaan obat ARV.

Data Depkes menunjukkan, jumlah ODHA pengguna ARV per April 2008 sebanyak 8.145 orang. Sejak tahun 2004, ARV dari pusat didistribusikan Depkes langsung ke rumah sakit tujuan. Di beberapa daerah, stok ARV kosong karena terlambat distribusi.

Soal dana, Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes Tjandra Yoga Aditama pada Rapat Kerja Kesehatan Nasional, Rabu (22/10) di Surabaya, menyatakan, Depkes akan merelokasi anggaran program lain untuk pengadaan obat ARV.

”Jadi, sisa anggaran program lain tahun ini dialihkan untuk membeli obat ARV. Relokasi anggaran ini diharapkan dapat menjamin ketersediaan obat ARV sampai Desember mendatang,” kata Tjandra Yoga. Jumlah dana yang dialihkan sekitar Rp 10 miliar, bersumber dari APBN.

Di Yogyakarta menipis

Di DI Yogyakarta, persediaan ARV menipis karena pasokan dari Jakarta terlambat tiga pekan. Pihak rumah sakit membagi-bagi dalam dosis kecil agar semua pengidap kebagian.

Penanggung jawab logistik obat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) dr Sardjito Yogyakarta, Mujiono, kemarin di Yogyakarta, mengatakan, dua jenis ARV yang saat ini langka adalah ARV lini pertama, yaitu Efavirenz dan Stavudin. Kedua jenis ARV ini digunakan oleh 40 persen pasien HIV/AIDS di RSUP dr Sardjito.

Menurut Mujiono, beberapa waktu lalu stok dua jenis ARV itu pernah kosong. Kekosongan tersebut diatasi dengan meminjam persediaan ARV di Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta. Hingga saat ini, RSUP dr Sardjito sudah meminjam 20 botol. ”Agar semua pasien dapat, saya membagi dalam paket dosis 5 hari. Biasanya, satu orang dapat dosis sebulan,” katanya.

Kelangkaan itu sudah menimbulkan kepanikan di kalangan pasien dan para pengelola klinik HIV/AID sebab mereka tidak tahu cara mendapat ARV. Selama ini, kiriman pemerintah merupakan satu-satunya sumber.

Menurut Mujiono, tersendatnya pasokan ARV mulai terasa sejak tiga bulan terakhir. Kiriman yang biasanya cukup untuk penggunaan tiga bulan terus berkurang. Bahkan, RSUP dr Sardjito sudah tidak memperoleh kiriman ARV selama tiga pekan terakhir.

Manajer Program Komisi Penanggulangan AIDS Kota Yogyakarta Lumowah Sebastianus mengatakan, sejauh ini baru RSUP dr Sardjito yang melaporkan kekosongan. Tiga rumah sakit lain yang ditunjuk menyalurkan ARV, yaitu RS Bethesda, RS Panti Rapih, dan RS PKU Muhammadiyah, belum memberi kabar.

”Begitu melapor, kami menganjurkan RSUP dr Sardjito mengambil Efavirenz di gudang farmasi kota Yogyakarta. Di situ memang ada cadangan untuk antisipasi keterlambatan pasokan,” katanya.

Lumowah menuturkan, kelangkaan ARV tidak hanya terjadi sekali. Tahun lalu, masalah yang sama juga muncul. Oleh karena itu, Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta memutuskan menyimpan cadangan ARV di gudang farmasi kota. Dengan adanya cadangan itu, persediaan ARV di Kota Yogyakarta relatif aman untuk kebutuhan satu bulan.

Jaringan Orang Terinfeksi HIV Indonesia dalam siaran pers menilai kondisi itu menunjukkan, pemerintah gagal menyediakan akses perawatan bagi orang terinfeksi HIV. Oleh karena itu, pengelolaan penyediaan dan distribusinya harus segera dibenahi.

Sepekan ke Depan, ARV Sulit Didapat

Sedikitnya 200 rumah sakit di Indonesia selama sepekan ke depan akan mengalami kelangkaan obat-obatan antiretroviral (ARV) bagi penderita HIV/AIDS.

Ahli penyakit dalam dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo yang banyak menangani masalah HIV/AIDS, Prof Dr Syamsuridjal Djauzi, mengatakan, di Jakarta, Rabu (29/10), kelangkaan itu dipicu oleh skema pembelian obat yang dilakukan pemerintah terhadap perusahaan obat nasional.

"Stok obat sekarang memang masih banyak. Namun, dalam waktu satu-dua hari ke depan semua rumah sakit di Indonesia harus sudah siap dengan persediaan cukup karena jika masih harus menunggu pengadaan melalui tender, akan terjadi banyak penderita HIV/AIDS yang meninggal," katanya berusaha meyakinkan.

Obat ARV ini adalah produksi dalam negeri yang dikembangkan sejak 8 Januari 2004. Sejak itu pula 25 rumah sakit di Tanah Air telah memanfaatkan obat ini untuk pasien penderita HIV/AIDS.

Selanjutnya pada 2006 berkembang menjadi 75 rumah sakit, dan pada tahun 2008 sudah mencapai 200 rumah sakit. Obat ini diberikan kepada penderita HIV/AIDS secara gratis oleh pemerintah melalui 200 rumah sakit yang ada dan tidak diperjualbelikan di apotek ataupun di toko-toko obat.

Menurut Prof Syamsu, obat ARV ini diberikan kepada penderita sebagai terapi untuk menurunkan kasus pasien masuk rumah sakit, menurunkan angka kematian, dan meningkatkan kualitas hidup

JENIS PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PMS)


Gonore

Nama lain
Kencing nanah, uretritis spesifik , GO

Epidemiologi
Disebabkan oleh kuman Neisseria gonorrhoea. Terjadi di seluruh dunia; menyerang laki-laki dan perempuan semua usia, terutama kelompok dewasa muda. Jenis yang kebal obat sekarang muncul secara umum di mana-mana. Selama beberapa bulan, pasien yang tidak diobati bisa menulari orang lain. Terinfeksi dengan klamidia pada saat yang bersamaan juga bukanlah hal yang janggal.

Gejala dan tanda
Pada laki-laki dan perempuan, infeksi ini bisa tanpa gejala. Pada laki-laki, cairan yang kental dari saluran kencing akan keluar 2-7 hari setelah terinfeksi. Biasanya orang menderita sakit waktu kencing. Bila orang melakukan seks anal, mungkin juga keluar cairan yang sama dari dubur.

Pada perempuan, gejalanya biasanya ringan dan ada kemungkinan untuk tidak terdeteksi. Mungkin ada perasaan tidak enak waktu kencing. Selain itu, mungkin ada sedikit cairan dari dan sedikit gangguan di vagina. Infeksi yang kronis umum terjadi dan bisa menyebabkan kemandulan.

Bayi yang baru lahir yang terinfeksi gonore, matanya merah dan bengkak. Dalam waktu 1-5 hari setelah kelahiran, mata itu akan mengeluarkan cairan yang kental. Kebutaan bisa terjadi bila pengobatan khusus tidak segera diberikan.
Diagnosis adalah dengan pemcriksaan mikroskopik gram-strain dari smear yang diambil dari cairan itu atau pun dengan cara pembiakan.


kembali ke atas

Klamida

Nama lain
Uretritis non-gonore, uretritis non-spesifik (UNS)

Epidemiologi
Antara 35-50 persen dari kasus penyakit kelamin non-gonore diperkirakan disebabkan oleh Chlamydia trachomatis, yang terjadi secara umum di seluruh dunia. Pada perempuan, penyakit ini bisa menyebabkan radang leher rahim mucopurulent walaupun infeksi biasanya tanpa gejala. Infeksi klamidia yang terjadi berulang kali biasanya bisa menyebabkan penyakit peradangan leher rahim kronis dan kemandulan. Penularan terjadi lewat sanggama. Penyakit ini bisa menyerang baik laki-laki maupun perempuan semua usia, terutama dewasa muda.

Gejala dan tanda
Sama seperti gonore. Perbedaannya adalah banyak perempuan yang terinfeksi tidak menunjukkan gejala apa pun. Komplikasi yang menyebabkan kemandulan pada perempuan juga umum terjadi. Infeksi mata mungkin menyerang bayi yang dilahirkan oleh perempuan yang terinfeksi. Diagnosis biasanya didasari oleh tidak adanya kuman penyebab gonore pada smear atau pada pembiakan cairan dari leher rahim atau dari uretra (lubang kencing). Hal ini bisa dipastikan dengan mengetes cairan smear untuk melihat adanya antigen klamidia.


kembali ke atas

Sifilis

Nama lain
Raja singa

Epidemiologi
Disebabkan oleh Treponema pallidium,yaitu sebuah spirochete (bakteri yang berbentuk spiral). Terjadi di seluruh dunia, terutama menyerang dewasa muda usia 20-35 tahun. lebih lazim terjadi di dacrah perkotaan. Baru-baru ini ada kenaikan jumlah kasus di beberapa negara industri yang dihubungkan dengan penggunaan narkoba dan pelacuran. Penularan terjadi melalui kontak langsung antara luka (yang bernanah atau yang membengkak) di kulit dengan selaput lendir atau dengan cairan tubuh (air mani, darah, cairan vagina) selama sanggama. Penularan bisa terjadi melalui tranfusi darah bila donor berada dalam tahap awal infeksi tersebut. Infeksi bisa ditularkan dari seorang ibu yang terinfeksi kepada bayinya yang belum lahir. Hal ini merupakan penyebab penting terjadinya kelahiran bayi yang meninggal di daerah daerah endermis.

Gejala dan tanda
Sebuah luka mula-mula muncul beberapa minggu setelah tertular. luka ini biasanya merupakan borok yang tidak sakit di daerah tempat hubungan pertama kali terjadi (penis, leher rahim, dubur, dinding belakang kerongkongan/faring). Kuman kemudian memasuki aliran darah; dalam waktu 1-3 bulan muncul tahap kedua. Tahap ini ditandai dengan ruam yang menyebar dan pembengkakan kelenjar. Setelah masa laten selama 5-20 tahun dengan sedikit atau tanpa gejala, tahap ketiga dari sifilis ini bisa termasuk penyakit-penyakit yang menyerang susunan saraf pusat atau sistem kardiovaskular, yang bisa mcnyebabkan kelumpuhan dan kematian muda. Diagnosis laboratorium biasanya dilakukan dengan memakai tes serologi dari darah atau cairan serebrospinal.


kembali ke atas

Cankroid

Nama lain
Ulkus mole

Epidemiologi
Disebabkan oleh Haemophilus ducreyi, sebuah bakteri. Sangat lazim terjadi di daerah tropis dan Sub-tropis di dunia. Lebih sering terjadi pada laki-laki. Luka cankroid sangat menular.

Gejala dan tanda
Ditandai dengan adanya luka yang bcrnanah atau memborok yang akut dan sakit dibagian kelamin, biasanya Satu dan diamcternva berukuran kurang dari 1cm. Luka itu biasanya muncul 3-5 hari setelah tertular, dan ditandai dengan adanya pembengkakan yang sakit dari kelenjar setempat. Pada perempuan, cankroid umumnva terjadi tanpa gejala. Diagnosis bisa dipastikan melalui pembiakan cairan dari luka.


kembali ke atas

Limfogranuloma Venerum

Nama lain
LGV

Epidemiologi
Disebabkan oleh jenis Chlamydia trachomatis yang berbeda dari jenis yang menyebabkan peradangan saluran kencing dan leher rahim. Terjadi di seluruh dunia tapi lebih umum terjadi di daerah tropis dan sub-tropis. Tidak begitu umum didiagnosis pada perempuan. Namun demikian, hal ini mungkin disebabkan oleh tingginya tingkat infeksi tanpa gejala pada perempuan.

Gejala dan tanda
Sebuah luka kecil yang tidak sakit di daerah kemaluan (biasanya tidak diperhatikan) biasanya diikuti oleh pembengkakan yang menyakitkan dan parah dari kelenjar dan jaringan-jaringan di sekitarnya. Hal ini terjadi antara 5-30 hari setelah penularan pertama. Diagnosis dilakukan dengan cara pembiakan cairan dari luka atau pembuktian akan adanya kuman dengan sebuah tes antigen.


kembali ke atas

Trikomoniasis vaginalis

Nama lain
Infeksi Trikomona

Epidemologi
Sebuah infeksi umum yang terjadi terus-menerus di saluran kencing perempuan. Infeksi ini disebabkan olch protozoa Trichomonas vaginalis. Terjadi di seluruh dunia, dan terutama didiagnosis pada perempuan berusia 16-35 tahun.

Gejala dan tanda
Pada perempuan, infeksi ini menyebabkan peradangan di vagina sehingga banyak mengeluarkan cairan yang berwarna kuning dan berbau tidak enak. Walaupun begitu, infeksi ini biasanya tidak memiliki gejala; dalam jumlah kecil biasanya ada gejala berupa peradangan saluran kencing. Diagnosis dilakukan dengan pemeriksaan mikroskopik dari cairan serta identitikasi adanya parasit.


kembali ke atas

Herpes Genitalis

Nama lain
Herpes

Epidemiologi
Biasanya disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 2 (HSV-2). Terjadi di seluruh dunia, dan antibodi tipe 2 ini ditemukan pada 20-90 persen orang dewasa. Keluasan sangat berhubungan dengan usia pertama kali bersanggama serta jumlah pasangan seks selama hidup. Infeksi pertama biasanya terjadi pada masa rcmaja atau segera setelah dimulainya kegiatan seks. Pengulangan infeksi adalah hal yang biasa. Melahirkan lewat vagina pada perempuan hamil dengan infeksi aktif di kemaluan (terutama yang primer), memiliki risiko tinggi menyebabkan infeksi yang parah pada anak yang baru dilahirkan tersebut.

Gejala dan tanda
Herpes akan kelihatan 2-30 hari sesudah bersanggama. Gejala yang paling umum adalah bintil-bintil kecil berisi cairan yang terasa sakit, di alat kelamin/dubur atau mulut. Bintil-bintil akan timbul selama 1-3 minggu, dan kemudian hilang. Beberapa waktu kemudian bintil-bintil akan muncul dan hilang secara berulang. Sebelum bintil-bintil muncul, alat kelamin akan terasa gatal atau panas. Pada waktu bintil-bintilnya ada, orang tersebut kemungkinan mengalami gejala seperti flu.Walaupun infeksi herpes di kemaluan tidak bisa diobati, perkembangan klinisnya bisa dikurangi dengan pengobatan. Penanganan stres dan gizi juga telah dibuktikan sebagai hal yang penting dalam usaha mengurangi dampak herpes di kemaluan, dan kemungkinannya muncul kembali.


kembali ke atas

Kutil Kelamin

Nama lain
Kutil anogenital

Epidemiologi
Kutil-kutil ini ditemukan di daerah kemaluan dan/atau di sekitar dubur. Terjadi di seluruh dunia. Seperti infeksi menular seksual lainnya, infeksi ini bisa dihubungkan dengan meningkatnya risiko infeksi HIV (misalnya, sebuah penelitian dilakukan di Thailand telah menunjukkan peningkatan dalam penularan HIV dari perempuan ke laki-laki sebanyak 16 kali bila ada kutil di daerah kemaluan/dubur ini). Penyakit ini disebabkan oleh virus papilloma pada manusia.


kembali ke atas

Granuloma Inguinale

Nama lain
Donovanosis

Epidemiologi
Infeksi ini biasanya jarang terjadi di negara-negara industri, tetapi menjadi endemi di banyak negara tropis dan sub-tropis (terutama di India bagian selatan, Papua Nugini, Afrika tengah, timur dan selatan, negara-negara Karibia, Amerika selatan, dan Australia tengah dan utara). Mungkin disebabkan oleh Donovania granulomatis.

Gejala dan tanda
Sebuah luka kecil di kulit di bagian kemaluan akan menyebar, lama kelamaan membentuk sebuah massa granulomatous (benjolan-benjolan kecil) yang bisa menyebabkan kerusakan berat pada organ-organ kemaluan. Diagnosis laboratorium biasanya dilakukan dengan mengidentifikasi adanya "bakteri Donovan" di dalam smear yang menjalani pemeriksaan mikroskopik Giemsa stain.
Infeksi ini biasanya sangat kebal tcrhadap pengobatan

Apa yang dimaksud dengan PMS?

PMS adalah singkatan dari Penyakit Menular Seksual, yang berarti suatu infeksi atau penyakit yang kebanyakan ditularkan melalui hubungan seksual (oral, anal atau lewat vagina).
PMS juga diartikan sebagai penyakit kelamin, atau infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Harus diperhatikan bahwa PMS menyerang sekitar alat kelamin tapi gejalanya dapat muncul dan menyerang mata, mulut, saluran pencernaan, hati, otak, dan organ tubuh lainnya.
Contohnya, baik HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat ditularkan melalui hubungan seks tapi keduanya tidak terlalu menyerang alat kelamin.

Mengapa kita membutuhkan informasi tentang PMS?
Jika kita melakukan hubungan seksual dengan orang lain, walaupun hanya sekali, kita dapat terkena PMS.

Apa hubungan organ-organ reproduksi dengan PMS?
Kebanyakan PMS membahayakan organ-organ reproduksi. Pada wanita, PMS menghancurkan diding vagina atau leher rahim, biasanya tanpa tanda-tanda infeksi. Pada pria, yang terinfeksi lebih dulu adalah saluran air kencing. Jika PMS tidak diobati dapat menyebabkan keluarnya cairan yang tidak normal dari penis dan berakibat sakit pada waktu buang air kecil. PMS yang tidak diobati dapat mempengaruhi organ-organ reproduksi bagian dalam dan menyebabkan kemandulan baik pada pria atau wanita.

Bagian tubuh mana yang dapat terpengaruh PMS?

Pada wanita
Saluran indung telur
Indung telur
rahim
kandung kencing
leher rahim
vagina
saluran kencing
anus

Pada pria:
kandung kencing
vas deferens
prostat
penis
epididymis
testicle
saluran kencing
kantung zakar
seminal vesicle
anus

Apa bahaya PMS?
Ada beberapa bahaya PMS, yaitu:

  • Kebanyakan PMS dapat menyebabkan kita sakit
  • Beberapa PMS dapat menyebabkan kemandulan
  • Beberapa PMS dapat menyebabkan keguguran
  • PMS dapat menyebabkan kanker leher rahim
  • Beberapa PMS dapat merusak penglihatan, otak dan hati
  • PMS dapat menular kepada bayi
  • PMS dapat menyebabkan kita rentan terhadap HIV/AIDS
  • Beberapa PMS ada yang tidak bisa disembuhkan
  • Beberapa PMS seperti halnya HIV/AIDS dan Hepatitis B dapat menyebabkan kematian.

Apa saja tipe-tipe PMS?
Ada banyak jenis PMS. Yang paling umum dan paling penting untuk diperhatikan adalah:

  • Gonore
  • Klamidia
  • Herpes Kelamin
  • Sifilis
  • Hepatitis B
  • HIV/AIDS

Pada saat ini, klamidia lebih banyak diperhatikan. Seperti halnya gonore, klamidia dapat menyebabkan kemandulan. Herpes menyebabkan gejala-gejala yang bisa muncul dan hilang seumur hidup. Sifilis dapat menyebabkan kerusakan yang berat jika tidak diobati. Sementara AIDS, yang disebabkan oleh HIV menghancurkan sistem kekebalan tubuh, membuat orang sakit dan bahkan meninggal.

Dapatkah PMS disembuhkan?
Tidak semua PMS dapat disembuhkan. PMS yang disebabkan oleh virus, seperti HIV/AIDS, herpes kelamin dan Hepatitis B adalah contoh PMS yang tidak dapat disembuhkan. HIV/AIDS merupakan yang paling berbahaya. HIV/AIDS tidak dapat disembuhkan dan merusak sistem kekebalan tubuh manusia yang memiliki peranan paling penting dalam melawan penyakit. Banyak orang meninggal karena AIDS disebabkan oleh sistem kekebalan tubuh mereka tidak dapat melawan infeksi.

Herpes kelamin memiliki gejala yang muncul-hilang dan bisa terasa sangat sakit jika penyakit tsb sedang aktif. Pada herpes, obat-obatan hanya bisa digunakan untuk mengobati gejala saja, tapi virus yang menyebabkan herpes tetap hidup di dalam tubuh selamanya.

Apakah setiap PMS memiliki gejala?

Tidak!

Terkadang, PMS tidak menunjukkan gejala sama sekali, sehingga kita tidak tahu kalau kita sudah terinfeksi. PMS dapat bersifat asymptomatic (tidak memiliki gejala) baik pada pria atau wanita. Beberapa PMS baru menunjukkan tanda-tanda dan gejala berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun setelah terinfeksi.
Pada wanita, PMS bahkan tidak dapat terdeteksi. Walaupun seseorang tidak menunjukkan gejala-gejala terinfeksi PMS, dan tidak mengetahui bahwa mereka terkena PMS, mereka tetap bisa menulari orang lain.
Orang yang terinfeksi HIV biasanya tidak menunjukkan gejala setelah bertahun-tahun terinfeksi. Tidak seorangpun dapat menentukan apakah betul atau tidak seseorang terinfeksi hanya berdasarkan penampilannya saja. Walaupun orang tsb mungkin terlihat sehat, mereka masih bisa menularkan HIV kepada orang lain. Kadang, orang yang sudah terinfeksi HIV tidak sadar bahwa mereka mengidap virus tsb, karena mereka merasa sehat dan bisa tetap aktif. Hanya tes laboratorium yang dapat menunjukkan seseorang telah terinfeksi HIV atau tidak.

Apa gejala PMS yang paling umum?
PMS kadang tidak memiliki gejala. Gejala yang mungkin muncul termasuk:

  • Keluar Cairan/keputihan yang tidak normal dari vagina atau penis. Pada wanita, terjadi peningkatan keputihan. Warnanya bisa menjadi lebih putih, kekuningan, kehijauan, atau kemerahmudaan. Keputihan bisa memiliki bau yang tidak sedap dan berlendir.
  • Pada pria, rasa panas seperti terbakar atau sakit selama atau setelah kencing, biasanya disebabkan oleh PMS. Pada wanita, beberapa gejala dapat disebabkan oleh PMS tapi juga disebabkan oleh infeksi kandung kencing yang tidak ditularkan melalui hubungan seksual.
  • Luka terbuka dan atau luka basah disekitar alat kelamin atau mulut. Luka tersebut dapat terasa sakit atau tidak.
  • Tonjolan kecil-kecil (papules) disekitar alat kelamin
  • Kemerahan di sekitar alat kelamin
  • Pada pria, rasa sakit atau kemerahan terjadi pada kantung zakar
  • Rasa sakit diperut bagian bawah yang muncul dan hilang, dan tidak berhubungan dengan menstruasi
  • Bercak darah setelah hubungan seksual

Berikut tabel gejala umum PMS

Gejala

Perempuan

Laki-laki

Luka

Luka dengan atau tanpa rasa sakit, disekitar alat kelamin, anus, mulut atau bagian tubuh yang lain. Tonjolan kecil-kecil, diikuti luka yang sangat sakit di sekitar alat kelamin

Cairan tidak normal

Cairan dari vagina bisa gatal, kekuningan, kehijauan, berbau atau berlendir. Duhtubuh bisa juga keluar dari anus.

Cairan bening atau berwarna berasal dari pembukaan kepala penis atau anus.

Sakit pada saat bunag air kecil

PMS pada wanita biasanya tidak menyebabkan sakit atau burning urination

Rasa terbakar atau rasa sakit selama atau setelah urination terkadang diikuti dengan duhtubuh dari penis

Perubahan warna kulit

terutama di bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan bias menyebar ke seluruh bagian tubuh

Tonjolan seperti jengger ayam

Tumbuh tomjolan seperti jengger ayam di sekitar alat kelamin

Sakit pada bagian bawah perut

Rasa sakit yang muncul dan hilang, yang tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi (infeksi yang telah berpindah ke bagian dalam system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium)

Kemerahan

Kemerahan pada sekitar alat kelamin, atau diantara kaki

Kemerahan pada sekitar alat kelamin, kemerahan dan sakit di kantong zakar

Gejala lain dari HIV/AIDS

  • Demam
  • Keringat malam
  • Sakit kepala
  • Kemerahan di ketiak, paha atau leher
  • Mencret yang terus menerus
  • Penurunan berat badan secara cepat
  • Batuk, dengan atau tanpa darah
  • Bintik ungu kebiruan pada kulit

Walaupun seseorang mungkin mengalami beberapa dari gejala-gejala tersebut, diperhatikan bahwa penyakit yang lain juga dapat menyebabkan gejala-gejala ini. Jika muncul gejala-gejala tersebut, lebih baik dikonsultasikan dengan dokter secepatnya.

Bagaimana kita bisa terinfeksi PMS?
Kebanyakan PMS didapat dari hubungan seks yang tidak aman. Yang dimaksud dengan seks yang tidak aman, adalah:

  • Melakukan hubungan seksual lewat vagina tanpa kondom (penis di dalam vagina)
  • Melakukan hubungan seksual lewat anus tanpa kondom (penis di dalam anus)
  • Hubugan seksual lewat oral atau karaoke (penis di dalam mulut tanpa kondom atau mulut menyentuh alat kelamin wanita)

Adakah cara lain orang dapat tertular PMS?
Cara lain seseorang dapat tertular PMS juga melalui:

Darah
Dari tansfusi darah yang terinfeksi, menggunakan jarum suntik bersama, atau benda tajam lainnya ke bagian tubuh untuk menggunakan obat atau membuat tato.

Ibu hamil kepada bayinya
Penularan selama kehamilan, selama proses kelahiran. Setelah lahir, HIV bisa menular melalui menyusui.

Jadi Selain cara di atas, PMS tidak menular?

Ya.

PMS tidak menular melalui:

  • Duduk bersebelahan dengan penderita PMS
  • Penggunaan toilet bersama penderita
  • Bekerja terlalu keras
  • Menggunakan kolam renang umum, pemandian air panas atau sauna bersama
  • Berjabatan tangan dengan penderita
  • Bersin-bersin
  • Keringat

PMS sering ditemukan pada cairan seksual (cairan vagina dan sperma) dan darah. PMS ditularkan saat cairan seksual dari orang yang terinfeksi memasuki tubuh orang lain.

Kenapa perempuan lebih berisiko tertular PMS dari pada pria?
Perempuan lebih rentan tertular PMS dibandingkan dengan laki-laki. Alasan utamanya adalah:

  • Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim langsung terpapar oleh cairan sperma. Jika sperma terinfeksi oleh PMS, maka perempuan tsb pun bisa terinfeksi
  • Jika perempuan terinfeksi PMS, dia tidak selalu menunjukkan gejala. Tidak munculnya gejala dapat menyebabkan infeksi meluas dan menimbulkan komplikasi
  • Banyak orang -- khususnya perempuan dan remaja -- enggan untuk mencari pengobatan karena mereka tidak ingin keluarga atau masyarakat tahu mereka menderita PMS.

(Sumber: UNAIDS dan WHO 1998, Alan Guttmacher Institute 1998).

Bagaimana Akibat buruk PMS bagi seseorang?
Jika dibiarkan saja tanpa ditangani, PMS dapat menghancurkan orang yang terinfeksi, seperti:

  • Kemandulan baik pria atau wanita
  • Kanker leher rahim pada wanita
  • Kehamilan di luar rahim
  • Infeksi yang menyebar
  • Bayi lahir dengan kelahiran yang tidak seharusnya, seperti lahir sebelum cukup umur, berat badan lahir rendah, atau terinfeksi PMS
  • Infeksi HIV

Apa yang dimaksud dengan tes HIV ?

Tes HIV adalah suatu tes darah yang digunakan untuk memastikan apakah seseorang sudah positif terinfeksi HIV atau tidak, yaitu dengan cara mendeteksi adanya antibody HIV di dalam sample darahnya.

Hal ini perlu dilakukan setidaknya agar seseorang bisa mengetahui secara pasti status kesehatan dirinya, terutama menyangkut resiko dari perilakunya selama ini.

Kenapa perlu tes ?

Seperti telah diketahui, penularan HIV dari seseorang yang telah terinfeksi kepada orang lain adalah melalui pertukaran cairan tubuh, yang meliputi darah, cairan sperma, cairan vagina dan air susu ibu (selengkapnya lihat di sub judul "Apakah HIV/AIDS?" di halaman situs ini).

Karena itu cara perpindahan HIV dari seseorang kepada orang lain juga sangat spesifik, yaitu :

  • melalui transfusi darah atau produk darah
  • transplantasi organ atau jaringan tubuh
  • pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV secara bergantian, misalnya jarum suntik di antara pengguna narkotika
  • pemakaian jarum suntik / alat tajam yang memungkinkan terjadinya luka, secara bergantian tanpa disterilkan, misalnya jarum tato, jarum tindik, peralatan pencet jerawat, dll
  • hubungan seks tidak aman, yang memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (pada seks vaginal) ; atau cairan sperma dengan darah (pada seks anal)-tanpa penghalang (dalam hal ini kondom)
  • dari seorang ibu hamil yang HIV positif, kepda bayi yang dikandungnya, yaitu melalui jalan lahir dan juga dalam proses menyusui dengan air susu ibu

Singkatnya, bila seseorang dalam hidupnya pernah melakukan hal-hal berisiko tinggi seperti disebutkan di atas, maka penting bagi dirinya untuk segera melakukan tes HIV, sehingga bisa lebih menjaga perilaku selanjutnya demi kesehatan dirinya sendiri dan pasangannya, serta (calon) anak-anaknya kelak.

Apa gunanya ?

Sebenarnya, semakin cepat kita mengetahui status HIV kita, semakin banyak hal positif yang bisa kita lakukan dalam hidup ini. Banyak orang yang selama ini tidak menyadari resiko perilakunya terhadap kemungkinan tertular atau pun menularkan HIV, dan karena tidak segera menjalani tes HIV perilakunya tetap saja berisiko tinggi. Hal ini tentunya berkaitan erat dengan kesadaran untuk menjaga kesehatan diri sendiri, pasangan maupun (calon) anak-anak .
Secara umum tes HIV juga berguna untuk mengetahui perkembangan kasus HIV/AIDS serta untuk meyakinkan bahwa darah untuk transfusi dan organ untuk transplantasi tidak terinfeksi HIV.

Bagaimana prosedurnya ?

Tes HIV harus bersifat :

sukarela :
artinya bahwa seseorang yang akan melakukan tes HIV haruslah berdasarkan atas kesadarannya sendiri, bukan atas paksaan / tekanan orang lain. Ini juga berarti bahwa dirinya setuju untuk dites setelah mengetahui hal-hal apa saja yang tercakup dalam tes itu, apa keuntungan dan kerugian dari testing, serta apa saja impilkasi dari hasil positif atau pun hasil negatif.

rahasia : artinya, apa pun hasil tes ini nantinya (baik positif maupun negatif) hasilnya hanya boleh di beritahu langsung kepada orang yang bersangkutan. Tidak boleh diwakilkan kepada siapa pun, baik orang tua, pasangan, atasan atau siapapun.

Di samping itu hasil tes HIV juga harus dijamin kerahasiaannya oleh pihak yang melakukan tes itu (dokter, rumah sakit, atau labratorium) dan tidak boleh disebarluaskan.

Mengingat begitu pentingnya untuk memperhatikan Hak Asasi Manusia di dalam masalah tes HIV ini, maka untuk orang yang akan melakukan tes harus disediakan jasa konseling, yaitu :

konseling pre-test : yaitu konseling yang dilakukan sebelum darah seseorang yang menjalani tes itu diambil. Konseling ini sangat membantu seseorang untuk mengetahui risiko dari perilakunya selama ini, dan bagaimana nantinya bersikap setelah mengetahui hasil tes.

Konseling pra-tes juga bermanfaat untuk meyakinkan orang terhadap keputusan untuk melakukan tes atau tidak, serta mempersiapkan dirinya bila hasilnya nanti positif.

konseling post-test : yaitu konseling yang harus diberikan setelah hasil tes diketahui, baik hasilnya positif mau pun negatif. Konseling post-test sangat penting untuk membantu mereka yang hasilnya HIV positif agar dapat mengethui cara menghidnari penularan pada orang lain, serta untuk bisa mengatasinya dan menjalin hidup secara positif. Bagi merek yang hasilnya HIV negatif, konseling post-test bermanfaat untuk memberitahu tentang cara-cara mencegah infeksi HIV di masa datang.

Perlu diperhatikan bahwa proses konseling, testing dan hasil tes harus dirahasiakan.

Khusus tentang aspek kerahasiaan ini perlu diperhatikan bahwa masalah kerahasiaan biasanya disikapi dengan cara yang berbeda di setiap tempat. Di beberapa komunitas, kerahasiaan diartikan sebagai jangan pernah memberi tahu siapa pun tentang status HIV Anda , tetapi kerahasiaan (secrecy) seperti ini berbeda dengan confidentiality.

Secrecy dapat meningkatkan kesan bahwa HIVadalah hal yang tabu dibicarakan. Adalah penting diingat untuk tidak mendiskusikan status HIV seseorang tanpa ijin mereka, tetapi penekanan yang berlebihan pada kerahasiaan individu dapat menyebabkan kesulitan bagi orang tersebut untuk mendapatkan dukungan yang tepat. Hal ini perlu dipecahkan melalui beberapa cara, misalnya memberi informasi tentang HIV secara lebih baik kepada masyarakat, menganjurkan orang untuk berbagi tentang hasuk tesnya dengan orang yang mereka percaya, menganjurkan keterbukaan tentang sebab kematian, dan pada saat yang bersamaan menghormati hak asasi orang dengan HIV dan mencegah stigma dam diskriminasi.
Jika seseorang tidak memberi tahu orang lain bahwa ia memiliki HIV, mereka bisa lebih cemas dan terisolasi. Dukungan sosial bisa membantu dalam menjaga agar orang tetap sehat dan bisa menurunkan tingkat stresnya, dan bisa dilakukan oleh keluarga dan lingkungan.

Untuk alasan-alasan tersebut, program-program di beberapa negara Asia dan Afrika menawarkan bentuk kerahasian yang lebih sesuai dengan budaya setempat. Hal ini meliputi 'kerahasiaan yang dibagi' yang menggunakan konselor 'awam' (orang yang telah dipercaya, yang telah dilatih dalam hal konseling) daripada konselor professional; konseling dan testing pasangan; serta konseling kelompok dan pendidikan masyarakat untuk menghilangkan stigma terhadap HIV dan AIDS. (Healthlink Worldwide)

Cara kerja tes ?

Jika seseorang terinfeksi oleh suatu virus, maka tubuhnya akan memproduksi antibodi untuk melawan infeksi tersebut. Antibodi ini diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh. Antibodi jauh lebih mudah dideteksi daripada virusnya.

Sebagian besar tes antibodi HIV mendeteksi antibodi terhadap HIV dalam sample darah. Jika tidak ada antibodi yang terdeteksi, hasilnya adalah seronegatif atau HIV negatif. Sebaliknya, jika ada antibodi terhadap HIV, berarti hasilnya seropositif atau HIV positif.

Walau pun demikian, suatu tes bisa saja memberi hasil negatif bila orang yang dites baru saja terinfeksi. Hal ini dapat terjadi karena tubuh kita membutuhkan waktu beberapa minggu untuk mulai menghasilkan antibodi sejak terjadinya infeksi. Antibodi biasanya dapat dideteksi sekitar 3-8 minggu setelah terinfeksi, dan masa ini disebut periode jendela (window period). Dalam masa seperti ini, bisa saja seseorang mendapatkan hasil tes negatif karena antibodinya belum terbentuk sehingga belum dapat dideteksi , tapi ia sudah bis menularkan HIV pada orang lain lewat cara-cara yang sudah disebutkan terdahulu.

Tes darah yang dilakukan biasanya menggunakan tes ELISA (enzyme linked immunosorbent assay) yang memiliki sensitivitas tinggi - namun spesifikasinya rendah. Bila pada saat tes ELISA hasilnya positif, maka harus dikonfirmasi dengan tes Western Blot, yaitu jenis tes yang mempunyai spesifikasi tinggi namun sensitivitasnya rendah. Karena sifat kedua tes ini berbeda, maka biasanya harus dipadukan untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Selain kedua jenis tes tadi, ada juga jenis tes lain yang mampu mendeteksi antigen (bagian dari virus), yaitu NAT (nucleic acid amplification technologies) dan PCR (polymerase chain reaction).

APAKAH AIDS ITU ?

AIDS adalah Acquired Immune Deficiency Syndrom (sekumpulan gejala penyakit, yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh , yang didapat).
AIDS disebabkan oleh adanya virus HIV (Human Immunodeficiency Virus) didalam tubuh.
Virus HIV ini hidup didalam 4 cairan tubuh manusia :
1. Cairan darah
2. Cairan sperma
3. Cairan vagina
4. Air susu Ibu

Cara penularan :

1. Lewat cairan darah
Melalui transfusi darah / produk darah yg sudah tercemar HIV
Lewat pemakaian jarum suntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan, misalnya pemakaian jarum suntik dikalangan pengguna Narkotika Suntikan
Melalui pemakaian jarum suntik yang berulangkali dalam kegiatan lain, misalnya : peyuntikan obat, imunisasi,
Pemakaian alat tusuk yang menembus kulit, misalnya alat tindik, tato, dan alat facial wajah
2. Lewat cairan sperma dan cairan vagina :

Melalui hubungan seks penetratif (penis masuk kedalam Vagina/Anus), tanpa menggunakan kondom, sehingga memungkinkan tercampurnya cairan sperma dengan cairan vagina (untuk hubungan seks lewat vagina) ; atau tercampurnya cairan sperma dengan darah, yang mungkin terjadi dalam hubungan seks lewat anus.

3. Lewat Air Susu Ibu :
Penularan ini dimungkinkan dari seorang ibu hamil yang HIV positif, dan melahirkan lewat vagina; kemudian menyusui bayinya dengan ASI.
Kemungkinan penularan dari ibu ke bayi (Mother-to-Child Transmission) ini berkisar hingga 30%, artinya dari setiap 10 kehamilan dari ibu HIV positif kemungkinan ada 3 bayi yang lahir dengan HIV positif.
Cara Pencegahan :

1. Gunakan selalu jarum suntik yang steril dan baru setiap kali akan melakukan penyuntikan atau proses lain yang mengakibatkan terjadinya luka

2. Selalu menerapkan kewaspadaan mengenai seks aman (artinya : hubungan seks yang tidak memungkinkan tercampurnya cairan kelamin, karena hal ini memungkinkan penularan HIV)

3. Bila ibu hamil dalam keadaan HIV positif sebaiknya diberitahu tentang semua resiko dan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada dirinya sendiri dan bayinya, sehingga keputusan untuk menyusui bayi dengan ASI sendiri bisa dipertimbangkan.
AIDS tidak ditularkan melalui :

1. Makan dan minum bersama, atau pemakaian alat makan minum bersama
2. Pemakaian fasilitas umum bersama, seperti telepon umum, WC umum, dan kolam renang
3. Ciuman, senggolan, pelukan dan kegiatan sehari-hari lainnya
4. Lewat keringat, atau gigitan nyamuk
APAKAH BEDA ANTARA HIV DENGAN AIDS ?
:

HIV adalah
Human Immuno Deficiency Virus, suatu virus yang menyerang sel darah putih manusia dan menyebabkan menurunnya kekebalan/ daya tahan tubuh, sehingga mudah terserang infeksi/penyakit.

AIDS adalah
Acquired Immune Deficiency Syndrome, yaitu timbulnya sekumpulan gejala penyakit yang terjadi karena kekebalan tubuh menurun,oleh karena adanya virus HIV di dalam darah

APA TANDA-TANDA SESEORANG TERTULAR HIV ? :

Sebenarnya tidak ada tanda-tanda khusus yang bisa menandai apakah seseorang telah tertular HIV, karena keberadaan virus HIV sendiri membutuhkan waktu yang cukup panjang (5 sampai 10 tahun hingga mencapai masa yang disebut fullblown AIDS). Adanya HIV di dalam darah bisa terjadi tanpa seseorang menunjukan gejala penyakit tertentu dan ini disebut masa HIV positif. Bila seseorang terinfeksi HIV untuk pertama kali dan kemudian memeriksakan diri dengan menjalani tes darah, maka dalam tes pertama tersebut belum tentu dapat dideteksi adanya virus HIV di dalam darah. Hal ini disebabkan kaena tubuh kita membutuhkan waktu sekitar 3 - 6 bulan untuk membentuk antibodi yang nantinya akan dideteksi oleh tes darah tersebut. Masa ini disebut window period (periode jendela) . Dalam masa ini , bila orang tersebut ternyata sudah mempunyai virus HIV di dalam tubuhnya (walau pun belum bisa di deteksi melalui tes darah), ia sudah bisa menularkan HIV melalui perilaku yang disebutkan di atas tadi.
Secara umum, tanda-tanda utama yang terlihat pada seseorang yang sudah sampai pada tahapan AIDS adalah :
- berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat
- demam tinggi berkepanjangan (lebih dari satu bulan)
- diare berkepanjangan (lebih dri satu bulan)
Sedangkan gejala-gejala tambahan berupa :
- batuk berkepanjanga (lebih dari satu bulan)
- kelainan kulit dan iritasi (gatal)
- infeksi jamur pada mulut dan kerongkongan
- pembengkakan kelenjar getah bening di seluruh tubuh, seperti di bawah telinga, leher, ketiak dan lipatan paha.